Arsip untuk Oktober 24, 2015

Sejarah Mesti Terungkap

Posted: Oktober 24, 2015 in Dialog

“Menarik sih, acara ILC TVONE tadi. Cuma sayang, kenapa para sejarawan tidak dihadirkan? Bukankah mendebatkan peristiwa ’65, serasa tak afdhol tanpa kehadiran Bung Hermawan Sulistyo, Pak Anhar Gonggong, maupun Dr. Baskara T. Wardaya?” Alwi gerundelan dihadapan Isa, setelah mengusaikan acara Indonesia Lawyer Club-nya Pak Karni Ilyas, TVONE. (lebih…)

MENGGARAP HATI

Posted: Oktober 24, 2015 in Dialog

Malam yg cerah. Ditingkahi bulan yg menunjukkan keayuan. Sehingga dahan, ranting, dan atap rumah seakan punya cahaya.
Dan tampaklah dua kakak-adik yg menghidupkan malam. Menyenandungkan kidung damai, kidung cinta sesama. Ya, merekalah, Isa dan Alwi. (lebih…)

LATIHAN NULIS

Posted: Oktober 24, 2015 in Dialog

Terinspirasi oleh gaya tutur gurunya, Muhammad Zuhri (Pak Muh), dalam menuliskan kisah, Isa pun berambisi sekali bisa melanjutkan cara gurunya itu. Siang-malam, ia coba menggoreskan kata di atas kertas. Menyusun huruf demi huruf, namun tak kunjung hasil. Putus asa dan nyaris frustasi menyerang dirinya. Onggokan kertas dalam tong sampah juga telah menumpuk. Dan berbahagialah ia punya saudara kandung, Alwi, yang cenderung slengekan, susah diatur, namun penuh perhatian. Lantas harapannya ia tumpahkan pada Alwi. (lebih…)

TANGGA SPIRITUAL

Posted: Oktober 24, 2015 in Dialog

“Lihat tuh ! Mbakyu Rahma serius banget nonton tragedi Mina.” kata Isa.
“Ya, memang begitu bawaannya orang yg kepingin ibadah haji!” jawab Alwi.
“Memang kamu nggak kepingin?” tanya Isa. (lebih…)

Hanya NATO

Posted: Oktober 24, 2015 in Dialog

“Wi, banyak teman kita yg bilang kalau kamu itu cuma NATO alias OMDO atau omong doang. Tukang kritik, tapi kerja nyatanya ga ada.” kata Isa.
“Lha terus kenapa, Sa?” tanya Alwi.
“Kamu ga marah? Ga jengkel? Atau ngapain gitu…” tanya balik Isa.
“Nggak! Kenapa marah! Kenapa mesti jengkel. Lagian aku juga memang cuma bisa ngomong. Cuma bisa ngritik. Dan kini malah akan aku pertegas lagi dengan sering mengritik, sering melontarkan kata-kata pedas, kerap menantang kemapanan. Dengan demikian, teman-teman kita itu tidak akan kena azab fitnah, lantaran sangkaannya benar, bahwa diriku hanyalah NATO.” jawab Alwi.
Salatiga, 28092015; 15.59

WAJAH NERAKA

Posted: Oktober 24, 2015 in Dialog

Mencermati berita terkini di televisi, bikin Isa gundah. Nalarnya tidak sampai, kok bisa! Kelompok mayoritas yang menghuni negeri ini tega merusak, dan membakar rumah ibadah kelompok minoritas. Dari sore Isa tak bisa tidur, padahal detak waktu terus berjalan hingga dini hari. Dan tepat pukul 02.00, Alwi bangun. (lebih…)

KALAU BOLEH

Posted: Oktober 24, 2015 in Bedah Dogma
Tag:

Kalau boleh meminta, saya akan minta, seyogianya penyembelihan hewan untuk ritual kurban itu diganti. Ya, saya paling tidak bisa melihat ritual penyembelihan, entah itu untuk kurban pada hari raya, untuk aqiqoh, dsb. Saya tak sampai hati mendengar apalagi menyaksikan kambing-kambing yang digiring ke penjagalan. Tidak kuat mendengar jeritan sapi yang….(diteruskan sendiri).

Konon, kurban yang demikian itu sebagai tanda ketaatan pada Tuhan. Barangkali memang iya. Cuma yang masih menggantung dalam pikiran saya, apakah ketaatan itu mesti disimbolkan dengan tetesan darah ? Mungkinkah bisa diganti dengan sesuatu yang tanpa “pembunuhan” terhadap binatang ?

Yaa…begitulah. Sembari membayangkan esok yang segar, padi yang menguning, lambaian dedaunan yang menghijau, lengkap dengan terbitnya sang mentari.

ungaran, 27092015; 23.38

TAK SENDIRI

Posted: Oktober 24, 2015 in Baca Peristiwa
Tag:

::kafha

Malam ini, begitu senyap. Laiknya kuburan yang hanya berkawankan burung hantu dan orong-orong atau jengkerik yang malas bersuara. Padahal aku tinggal di komplek perumahan. Ya, memang perumahan sederhana. Di pinggiran lagi! Pinggiran Kota Ungaran. Di apit persawahan dan bukit-bukit yang masih lebat gerumbul rumput dan pepohonan liarnya. (lebih…)

BERHARAP

Posted: Oktober 24, 2015 in Sajak

siang menyengat, mengundang rasa penat
serasa terpanggang, enggan melenggang
hmm, kapan gerimis?
mengikis titik-titik api yang miris
aku tak tahan dengar kobar mengganas
rombongan pemadam kalah tangkas
amboi sebentar lagi senja
semburat warna-warni indah merona
laksana senyum-Nya yang tak tega
bismillah,
moga segera percikan dari langit biru-Nya
ungaran, 23/10/2015; 15.33

TETANGGA SEBELAH

Posted: Oktober 24, 2015 in Sajak

aku tahu kini dirimu bekerja
ringankan beban keluarga
bantu si arjuna dan gizi dua permata
memang aku tak tahu seberapa pundi kebutuhanmu
aku juga tak mengerti seberapa kesulitanmu
kau berangkat sore pulang dini
berangkat pagi senja di rumah
begitu irama yang aku lihat
duhai, kemapanan seperti apa yang kau kejar?
cicilan lunas, motor matic, dan sarana anak-anak belajar?
padahal dulu kau seorang pengajar
temani anak-anak mengakrabi cita tergelar
seiring senggang yang terbuka lebar
kawan, kini waktumu serasa sesak
tiada lagi cerita tentang ibu kepala yang galak
tiada pula bagiku bercengkerama manja
berbagi tugas demi anak sanggup mengeja
harapan kita yang tinggal cerita
ya, hanya sanggup memohon untukmu
moga ringan mengiring langkahmu
buah hati yang tiada patah menyanjungmu
beserta suami yang memanjakanmu
duhai kawanku
duhai tetanggaku
yang persis sebelah rumahku
moga kasih-Nya selalu mengucur kepadamu
ungaran, 22/10/2015; 19.53